Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Bahasa Widal
Penggunaan bahasa slang yang digunakan oleh komunitas masyarakat di Tipar Kota Sukabumi yang sering di sebut bahasa Gaul nya orang Sukabumi atau Bahasa Widal. Dulu bahasa Sani widal hanya diketahui oleh orang disekitar Tipar, tidak banyak orang mengetahui bahasa tersebut, karena dari pelafalan sudah berbeda dengan bahasa sunda pada umumnya. Tetapi sekarang bahasa sani widal sudah menyebar ke berbagai daerah sukabumi seperti daerah pesisir pantai pelabuhan ratu. Konon menyebarnya bahasa sani widal ini karena banyak nya warga asli tipar yang menikah dengan warga pesisir pantai pelabuhan ratu. Sampai saat ini bahasa sani widal masih digunakan oleh berbagai kalangan tetapi banyaknya bahasa ini digunakan di pasar atau terminal. Diperkirakan bahasa Sani Widal ini berasal dari daerah Tipar Kota Sukabumi yang digunakan turun-temurun dari orang tua sampai anak-anak Tipar saat ini masih mempergunakannya dalam pergaulan sehari-hari dengan bahasa dan dialek sunda sebagai medianya. Konon sejak jaman perjuangan dulu, bahasa Sani Widal dipergunakan untuk mengelabaui musuh dari para penjajah. Konon pada saat itu warga Tipar bersembunyi dari pada penjajah dan untuk berkomuikasi menggunakan bahasa Sani Widal sebagai alat komunikasi. Dengan menggunakan bahasa Widal tersebut musuh tidak akan tau strategi yang akan dilakukan dalam memenangkan perang, meskipun musuh dapat mendengar, akan tetapi musuh tidak akan mengetahui arti dari setiap kata yang diucapkan. Dan ada yang berpendapat juga mengatakan bahwa Bahasa Sani Widal yaitu bahasa yang digunakan oleh jawara atau preman yang bermukim di daerah Tipar dan sekitaran pasar.
Rumusan singkat
dari penggunaan bahasa Widal
terlihat dari penggunaan huruf vokal tetap dibaca sama, tidak ada perubahan,
namun apabila huruf vokal tersebut berada di awal kata, maka ditambah awalan
“ny” (A=nya, I=nyi, dst). Untuk huruf konsonan secara keseluruhan mengalami
perubahan dengan adanya pergantian huruf, seperti misalnya huruf B dirubah jadi
huruf H; Z menjadi C; G menjadi S; H menjadi B; J menjadi C; K menjadi N; L
menjadi R; M menjadi Y; dan masih banyak lagi perubahan lainnya. Contoh kalimat
dalam bahasa Widal misalnya: “Da suksuk roha bamayka” yang berarti “Pa gungun loba hayamna (Pa gungun ayamnya banyak).”
Rumus dalam Bahasa Widal
Pelafalan huruf
vokal tidak terjadi perubahan, kecuali kalau huruf vokal berada di depan kata
maka akan ditambahkan bunyi “Ny”.
– A = A (Nya)
– E = E (Nye)
– I = I (Nyi)
– U = U (Nyu)
– O = O (Nyo)
Pelafalan huruf
konsonan berubah.
– B = H
– C = J, Z
(huruf yang berbunyi mirip)
– D = P, F, V
(huruf yang berbunyi mirip)
– F = D
– G = S
– H = B
– J = C
– K = N
– L = R
– M = Y
– N = K, Q, X
(huruf yang berbunyi mirip)
– P = D
– Q = N
– R = L
– S = G
– T = W
– V = D
– W = T
– X = N
– Y = M
– Z = C
Kata yang
diawali bunyi “Ng” berubah menjadi “Ny”.
– Contoh:
nyeukab = ngeunah (enak), nyikuy = nginum (minum).
Beberapa kata
yang memiliki huruf vokal bersanding pada huruf vokal kedua ditambahi bunyi
“ny”.
– Contoh: donyen
= poek (gelap), hanyu = bau (ya bau)
Saat ini, bahasa widal tidak digunakan secara penuh pada suatu kalimat dalam percakapan, tetapi hanya beberapa kata. Bahasa widal sudah melekat dalam setiap tongkrongan di penjuru Kota Sukabumi, sampai-sampai banyak kosa kata dalam bahasa Widal yang menggeser kata asli dari bahasa Sunda itu sendiri.
Beberapa kata tersebut memang sudah populer dan sering digunakan dalam setiap percakapan, seperti: nyulang = urang (saya), nodi = kopi, roha = loba (banyak), gaba = saha (siapa), bipeung = hideung (hitam), norow = kolot (tua), harin = balik (pulang/kembali), kanyok = naon (apa), galehu = sarebu (seribu), Nyaged = Asep (nama orang), nyohaw = obat.
Selain itu, ada
juga kata yang diubah ke dalam bahasa Widal bukan berdasarkan cara
penulisannya, tetapi dari cara pelafalannya. Hal ini dilakukan agar kata
tersebut enak didengar ketika diucapkan, contohnya: putiw = duwit, nyimeu =
iyeu/ieu (kata nyimeu juga bisa berarti ‘dia’), galuta = saruwa/sarua (sama),
puta = duwa/dua, dll.
2 komentar