Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Mochi Sukabumi
Apa itu Mochi
di Indonesia,
khususnya kue mochi buatan Kota Sukabumi yang biasa ditemui di jalan Kasuari
dan Jalan Ahmad Yani, serta sering dijajakan para pengasong di beberapa titik
persimpangan jalan besar di Kota Bogor. Bahan-bahan untuk membuat kue mochi
mudah untuk didapatkan. Mochi memerlukan bahan dasar untuk proses pembuatannya,
yaitu tepung ketan yang dibentuk bulat dan berisi adonan kacang. Kue ini
biasanya dijual dalam sebuah keranjang berbahan bambu alias besek yang diberi
merek dalam tulisan bahasa Mandarin yang dibaca swang sie yang artinya banyak
kebahagiaan.Keranjang ini pula yang akhirnya menjadi identik dengan kue moci
dan disebut dengan kue keranjang. Setiap keranjang biasanya berisi lima hingga
tujuh butir kue mochi. Kuliner ini menjadi satu diantara kuliner melegenda di
Sukabumi.
Salah satu mochi yang terkenal di sukabumi
sekarang yaitu mochi “Lampion” Kaswari, mochi ini berdiri pada 1983. Seiring dengan
berjalannya waktu, industri mochi ini mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Mochi “Lampion” Kaswari Sukabumi ini didirikan oleh Dedi Kuswadi pada 1983,
Dedi merupakan salah satu pencetus berdirinya mochi “Lampion” Kaswari. Mochi
“Lampion” Kaswari ini bukan mochi yang pertama di Sukabumi, namun eksistensinya
bisa diperhitungkan karena hampir semua wisatawan yang berada di luar kota
semuanya mengenali mochi “Lampion” Kaswari.
Sejarah Mochi
Ada dua versi tentang asal usul kue mochi ini.
Yang pertama, ada yang mengatakan bahwa kue mochi ini dibawa oleh tentara
Jepang yang pernah menduduki Indonesia. Pada masa itu, ada orang-orang pribumi
yang menjadi juru masak di barak-barak militer Jepang. Barak militer saat itu
ada di Sekolah Calon Perwira (SECAPA) yang di masa kolonial di kenal
dengan nama politie school, yang terletak di Jalan Bhayangkara. Pada masa
Jepang, sekolah digunakan menjadi pertahanan militer utama Jepang di Sukabumi.
Lalu untuk untuk yang kedua, ada juga yang
memberi keterangan bahwa makanan ini telah diwariskan secara turun-temurun oleh
warga keturunan Tionghoa yang cukup banyak jumlahnya di Kota Sukabumi. Makanan
ini sering disajikan dalam acara-acara pernikahan dan Tahun Baru Imlek.
Sungguh menarik jika menyikapi kedua perbedaan
keterangan di atas. Memang sedikit menimbulkan polemik mengenai kapan tepatnya
makanan ini masuk ke daerah Sukabumi dan bagaimana proses peralihan
keahliannya, sehingga bisa menyebar luas. Karena pada kenyataannya, makanan ini
adalah makanan tradisional Jepang dalam upacara yang dikenal dengan mochitsuki,
yaitu upacara minum teh dengan Mochi sebagai makanannya.
Namun, hal yang menarik kemudian, Mochi
Sukabumi merupakan mochi yang berbeda dari mochi Jepang. Dalam mochi
Jepang tidak dikenal pembungkus dari bambu untuk Mochi. Selain itu, kacang
tanah yang menjadi isinya tidak ditemukan dalam mochi Jepang. Oleh sebab itu,
asumsi yang paling mendekati kebenaran, kenyataanya Indonesia pernah di duduki
Jepang (1942–1945).
Hal ini memungkinkan terjadinya pewarisan
keahlian dari bala tentara Jepang kepada penduduk lokal yang bekerja di
dapur-dapur militer. Fakta-fakta lain yang bisa menguatkan asumsi ini adalah
adanya interaksi ekonomi antara orang-orang Jepang dan penduduk lokal yang
sebetulnya sudah terjadi sebelum Jepang menduduki Indonesia. Sekitar tahun
1930-an, hanya ditemukan toko-toko bahan makanan Jepang yang dikenal dengan
sebutan bussando di kota-kota seperti Batavia, Bandung, Semarang, dan Surabaya.
Toko-toko Jepang tersebut menjual berbagai kebutuhan sehari-hari berupa bahan
makanan pokok. Di Cianjur, yang letaknya begitu dekat dengan Kota Sukabumi,
sekitar tahun 1920-an, di temukan sebuah toko Jepang yang menjual bahan makanan
pokok. Nama pemiliknya adalah Togashi Takeomi.
Setelah ditelusuri lebih jauh, dengan memakai
metode sejarah lisan, ternyata usaha mochi ‘lah yang berasal dari warga
keturunan Cina (Tionghoa). Kesaksian ini didapatkan dari Didin Syamsudin,
pemilik Mochi Rejeki. Menurut Didin, mengenai hal ini, ia memberi petunjuk
bahwa usaha mochi pertama di kota Sukabumi adalah Mochi Garuda. Sejak ia
menjadi pedagang asongan pada tahun 70-an, Mochi itu sudah ada, dan merupakan
satu-satunya di kota Sukabumi. Letak Mochi Garuda tidak terlalu jauh dari mochi
miliknya, yaitu di daerah Kota Paris, Kelurahan Kebonjati, tepatnya di Jalan
Otista No. 39. Sedangkan kini
tercatat lebih dari 10 produsen kue mochi menjalankan usahanya di Sukabumi.
Berbisnis kue mochi adalah bisnis yang menjanjikan karena tak butuh modal besar,
selain itu bahan baku pembuatan kue mochi mudah didapat dan pembuatannya cukup
sederhana. Dengan adanya kue mochi sebagai makanan yang menjadi ciri khas
Sukabumi, hal ini menjadikan perekonomian masyarakat Sukabumi meningkat.
Bahan dan Cara Pembuatan Mochi
Bahan
Luar Mochi
·
150 gram
tepung ketan
·
3 sendok
makan tepung maizena
·
1/4 sendok
teh garam
·
1/2 sendok
teh vanili
·
175 mililiter
air
·
35 mililiter
santan
·
pewarna
makanan
Bahan
Isian Mochi
·
250 gram
kacang tanah sangrai
·
4 sendok
makan gula pasir
·
1 bungkus
susu kental manis putih
·
4 sendok
makan air hangat
·
Tepung
maizena yang telah disangrai secukupnya
Cara Membuat Mochi isian Kacang
1.
Cara membuat
adonan kulit mochi adalah dengan memasukkan tepung ketan, gula pasir, dan
maizena pada wadah serta mencampurnya hingga rata. Kemudian tambahkan air,
santan, vanili dan garam, lalu aduk hingga rata tanpa menyisakan
gumpalan.
2.
Selanjutnya,
saring adonan cair tersebut menggunakan saringan untuk menyaring adonan yang
menggumpal. Lalu beri pewarna makanan sesuai selera dan aduk adonan hingga
rata.
3.
Siapkan
kukusan yang telah dipanaskan terlebih dahulu. Kemudian masukkan adonan ke
dalam panci dan kukus selama 25 menit.
4.
Sembari
menunggu kukusan selesai, buatlah isian untuk mochi. Haluskan kacang tanah yang
telah disangrai menggunakan blender atau bisa juga ditumbuk kasar. Lalu
masukkan semua bahan isian, masukkan air panas, kemudian tumbuk agak sedikit
halus dan bentuk menjadi bulatan kecil.
5.
Angkat
kukusan dan dinginkan adonan kulit mochi.
6.
Kemudian
panaskan wajan dengan api kecil dan sangrai tepung maizena dengan daun pandan.
Jika pandan telah mengering, itu tandanya tepung telah matang.
7.
Terakhir,
taburi tepung maizena di atas adonan kulit agar tidak lengket. Lalu pulung
adonan tersebut dan beri isian kacang yang telah disiapkan tadi. Bentuk sesuai
selera, kemudian bulatan mochi siap dilumuri tepung maizena yang telah
disangrai.
1 komentar