Maen Boles (Bola Leungeun Seuneu)
Seni Maen Bola Leungeun Seuneu (BOLES) berangkat dari Seni Budaya Nyonyoo Seuneu abad ke XIII – XV Masehi pada masa Kerajaan Padjadjaran. Kesenian tersebut tercatat pada Kitab Suwasit Museum Prabu Siliwangi yang berada di Komplek Pesantren Dzikir Al Fath Kota Sukabumi, yang asal mulanya permainan bola seuneu dari sejarah ke saktian Prabu Siliwangi yang tahan api dan mampu mengeluarkan api dari tangannya yang kemudian diajarkan kepada tentara Pajajaran, sehingga mampu menundukan maung bodas yang menjadi pengikut dari Prabu Siliwangi, hal ini dijelaskan dalam kitab suwasit : “Sasakala maung bodas Pajajaran nu guguyub ka batara sungki nu punggawa wajang sungki saketi sini diwastu Pajajaran saketi” artinya : “Carita maung bodas anu nurut ka pimpinan anu gagah Pajajaran sareng punggawa anu anti seuneu Pajajaran anu anti seuneu” yang dalam bahasa Indonesia berarti Sejarah cerita harimau putih yang ditundukkan oleh pimpinan atau Raja Pajajaran yang gagah dengan punggawa nya yang memiliki kesaktian anti api dan tahan terhadap panas api.
Cerita diatas dalam kitab suwasit
museum prabu siliwangi mengawali tradisi kebiasaan maen bola seuneu yang
berawal dari kesaktian Prabu Siliwangi Raja Pajajaran beserta punggawa dan
tentaranya yang biasa nyonyoo seuneu atau mempermainkan api sehingga tahan
terhadap api, kesaktian dari ilmu kanuragan Prabu Siliwangi ,emyebabkan harimau
putih yang ada diwilayah Kerajaan Pajajaran menjadi tunduk dan takluk kepada
Raja Pajajaran berikut juga terhadap para prajurit Pajajaran yang tahan
terhadap api.
Kemampuan dari tahan api tersebut
menjadi kebiasaan permainan Nyo-Nyoo Seuneu, diistana kerajaan Pajajaran yang
kemudian menjadi tradisi seni budaya dan seni silat pajajaran dalam mengolah
tenaga dalam menjadi hawa panas yang tinggi sehingga bisa tahan api dan mampu
dari pengolahan tenaga dalam ini menimbulkan api dari tangan yang dijelaskan
dalam kitab suwasit museum Prabu Siliwangi : “Nu diwastu batara sungki punggawa
pakuan Pajajaran nu dibalay ka maung bodas ka sungki saketi” Artinya : Anu
dibantos ku raja anu gagah sareng prajurit anu dibantos ku maung bodas anu
tiasa ngaluarkeun seuneu atawa bakal seuneu.
Kemampuan mengolah tenaga dalam
menjadi hawa panas yang tinggi sehingga bisa mengeluarkan api atau bakal api
dari tangan ini yang menyebabkan tangan dan badan dari Prajurit Pajajaran kuat
tahan api, maka sejak itu lahirlah di Pajajaran nyonyoo seuneu yaitu tradisi
menjadi seni budaya yang dipertunjukkan pada jaman kerajaan Pajajaran untuk
acara penyambutan kedatangan Raja dan Upacara kebesaran Kerajaan Pajajaran yang
menonjolkan unsur Seni dan Olahraga.
Seni budaya yang kemudian
dikembangkan kembali oleh paguron silat Maung Bodas yang ada di pesantren
Dzikir Al-Fath menjadi Olahraga Tradisi Maen Bola Leungeun Seuneu, sedangkan di
daerah Cirebon dan Jawa Tengah serta Jawa Timur di kalangan pesantren menjadi
kebiasaan para santri memainkan bola sepak atau bola kaki api, tetapi ada
bedanya yang dilaksanakan di pesantren Dzikri Al-Fath permainan bola api tidak
dimainkan dengan kaki tapi dimainkan dengan tangan, yang kemudian dikenal
dengan Olahraga Tradisi Maen Bola Leungeun Seuneu atau Maen Boles.
Unsur seni pada main bola leungeun
seuneu (BOLES) adalah adanya gerakan pencak silat untuk mengawali dan
mengakhiri pertunjukan Seni Main Bola Leungeun Seuneu (BOLES) sedangkan unsur
olahraga pada seni main bola leungeun seuneu adalah adanya kekuatan fisik dan
kanuragan pengolahan tenaga dalam, tetapi bagi orang awam yang tidak melatih
tenaga dalam maka permainan Boles dapat dilakukan dengan bantuan Obat Herbal
Anti Panas, sehingga sebelum melakukan permainan Boles setiap peserta harus
menyelupkan tangannya dulu kepada ramuan anti panas, sehingga dapat tahan dari
panasnya bola api, ramuan obat herbal anti panas ditemukan oleh Pimpinan
Pesantren Dzikir Al-Fath agar permainan ini dapat dimainkan dan dipertandingkan
oleh siapapun. Bolanya terbuat dari kelapa yang sudah tua kemudian dikupas kulit
dan dibentuk menyerupai bola lalu direndam didalam minyak tanah selama kurang
lebih satu menit sampai meresap ke dalam sabut kelapa, kemudian pada waktu
dibakar bola tersebut mengeluarkan Api yang besar.
Seni Maen Bola Leungeun Seuneu
(BOLES) dikembangkan oleh Museum Prabu Siliwangi dan Perguruan Silat Maung
Bodas yang dipimpin oleh Prof. DR. KH. Rd. Adpt. Muhammad Fajar Laksana bersama
dengan IPSI Kota Sukabumi yang selanjutnya dijadikan Seni pertunjukan yang
dipertandingkan dan menjadi Icon Kota Sukabumi serta dipertandingkan pada Pekan
Olahraga Kota Sukabumi.
Bola Leungeun Seuneu (BOLES) telah ditampilkan pada acara-acara seperti Peresmian Kantor, Syukuran Pengangkatan Pimpinan, Syukuran Sunatan, Perkawinan, Seni Heleran, Festival Budaya, Peringatan Hari-Hari Besar, Pertandingan Adu Lisung dan telah memberikan prestasi pada bidang Olahraga Tradisional Untuk Kota Sukabumi baik tingkat Kota, Kabupaten, bahkan sampai tingkat Nasional
Aturan Permainan
Bola Tangan Api/Boles
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
Pakaian (Kaos Tim) dan Peralatan yang digunakan
1. Pemain memakai baju tangan pendek warna hitam
1. Satu tim berjumlah 4 orang dan cadangan 2 orang
1. Panjang 10 meter lebar 5 meter
Durasi Waktu 2x3 menit
Pembukaan atau Pemanasan Permainan Adu Lisung
1. Seluruh pemain bola leungeun seuneu untuk pemanasan diwajibkan mengikuti tradisi menggotong lisung
Pembagian Bola Api
1. Pembagian Bola Api ditengah lapang dipimpin oleh seorang wasit
2. Bola yang masuk ring maka dibagikan ditengah lapang oleh wasit yang diberikan bola api kepada team yang kalah
3. Bola dibagikan di garis belakang, apabila keluar dari belakang
4. Bola dibagikan di pinggir lapang, apabila keluar dari pinggir lapang
Pelanggaran
1. Pemain mendorong ataupun memukul lawan
2. Pemain menendang lawan
3. Bola mengenai kaki dengan sengaja
4. Pemain melempar bola kemuka lawan ataupun kebagian tubuh lain kecuali tangan
5. Merebut bola api yang sedang dimainkan sambil diam berdiri, merebut bola diijinkan ketika sedang dibawa atau dioperkan oleh lawan
6. Jika ada pemain yang terluka maka permainan akan di hentikan sejenak dan digantikan dengan pemain cadangan
Membawa Bola
1. Membawa bola api harus dengan tangan maksimal 3 langkah kemudian dioper
2. Boleh membawa bola api tetapi harus dilambung-lambung dengan kedua tangan
3. Jika sedang memainkan bola api berdiri di tempat tidak boleh di rebut kecuali sedang berjalan atau sedang dioperkan
Mengoper Bola
1. Mengoper bola api harus dilambung tidak boleh di dorong / mendatar dan dipukul
2. Durasi waktu bola dalam genggaman maksimal 5 detik
Menangkap Bola Api
Harus menggunakan tangan
Bola Keluar (Out)
Bola dinyatakan keluar (out) apabila telah melewati garis yang ditentukan
Memasukan Bola
Bola Api dinyatakan masuk apabila:
1. Memasukan Bola Api dengan Tangan
2. Tepat pada Lingkaran Ring Lawan

Posting Komentar